MASIH BANYAK SISI-SISI PENDIDIKAN YANG PERLU DIUNGKAP

Jumat, 22 Oktober 2010

KARYA WISATA KE TEMANGGUNG





Temanggung dan Wonosobo sebagai daerah penghasil tembakau yang terkenal di Jateng menarik minat kami untuk menjadi daerah kunjungan karya wisata dengan mengajak sekitar 40 orang teman staf Dishutbun Jember. Perbedaannya dengan jember adalah bahwa 2 daerah tersebut merupakan penghasil tembakau rajang sedang Jember dikenal ada tembakau Besuki Naoogst (untuk rokok cerutu), White Burley (untuk sigaret putih/BAT) dan tembakau kasturi (sigaret kretek/filter) dan rajangan. Persamaannya beberapa fabrikan pembeli tembakau sama-sama ada yaitu Gudang Garam, Jarum, bentoel dan lain-lain. Pada waktu karya wisata ini dilaksanakan ternyata sama keluhannya yaitu pada tahun 2010 ini adanya anomali cuaca akibatnya tembakau tidak memperoleh sinar matahari yang cukup baik pada masa tanam atau di pasca panen sehingga kualitas tidak sesuai yg diharapkan (mutu baik) tentunya harga yang diterima oleh petani rendah. Mengatasinya perlu dipikirkan kembali upaya-upaya untuk subtitusi tanaman tembakau dengan tanaman lainnya agar pendapatan petani wajar sesuai dengan kerja keras mereka.

Rabu, 19 November 2008

DAMPAK PKH

Banyak kejadian terkait dengan PKH (Program Keluarga Harapan dari pemerintah pusat) di desa. Beberapa orang tua meminta semacam surat keterangan dari sekolah dimana istri saya mengajar. Mereka minta semacam surat keterangan yang menyebutkan bahwa anaknya masih murid di sekolahan tersebut sehingga berdasar keterangan tersebut akan mendapat uang dari pemerintah bagi yang nemiliki anak seusia SD.
Tapi karena kenyataannya memang anaknya sudah kurang lebih 4 tahun sudah tidak sekolah lagi akhirnya tidak diberi surat keterangan.
Dapat ditarik kesimpuan disini bahwa kesadaran menyekolahkan anak masih perlu dorongan berupa imbalan materi. Atau pola berpikir orang desa tentang betapa pentingnya pendidikan perlu direformasi benar-benar.

Minggu, 16 November 2008

PENCIPTA NAMA ANAK

Sudah menjadi adat di desa setiap bayi lahir pasti ada upacara adat selamatan biasanya pada acara itu sekaligus ada acara akikoh. Pada acara akikoh diniatkan untuk anak laki-laki menyembelih 2 kambing sedang anak perempuan 1 kambing. Diharapkan nantinya menjadi anak yang soleh ataupun solehah sehingga berbakti kepada orang tua serta bangsa dan negara.
Pada waktu masuk kelas 1 SD sekitar usia 7 tahun mereka didaftarkan ke sekolah terdekat ataupun mengikuti dimana kakak-kakaknya bersekolah.
Diwaktu mendaftar sesuai dengan nama orang desa memang sederhana antara lain citra, sri, putri dsb. Karena terlalu pendek maka disarankan oleh guru petugas pendaftar untuk ditambah Bunga Citra Lestari atau Sri Anggraeni atau Khalida Putri anehnya para orang tua setuju-setuju aja bahkan bangga memiliki anak yang bernama bagus akhirnya jadilah nama tersebut terdaftar di sekolah.
Perlu diketahui sangat jarang orang desa memiliki identitas legal berupa Akte Kelahiran kecuali kalau ada hal-hal tertentu yang memang dibutuhkan.

Selasa, 28 Oktober 2008

KE SEKOLAH....... SAMBIL MOMONG

Guru-guru sekolah di desa memang harus penuh toleransi dan persuasif. Tidak boleh disamakan dengan sekolah di kota. kadang-kadang masih ditemui siswa kelas 3 berangkat ke sekolah sambil membawa adiknya sekitar usia 3 tahun.
Sampai di sekolah para bapak/ibu guru heran kok ada anak kecil ada di sekolah. Setelah ditanyai oleh salah seorang guru:"Siapa ini anak-anak?". Salah seorang siswa menjawab:"Ini adikku bu!". "Kenapa kau ajak ke sekolah'", tanya bu Guru. "Ayah dan Ibu sudah berangkat ke sawah pagi-pagi sekali, karena sekarang sudah waktunya panen sehingga ikut membantu pemilik sawah dan rumah sudah kosong," jawabnya.
Melihat situasi yang demikian akhirnya atas ijin guru tersebut si adik disuruh bermain-main diluar kelas, si kakak tetap mengikuti pelajaran didalam kelas. Tetapi suatu saat si kakak keluar kelas untuk melihat si adik sedang apa, sehingga sedikit banyak mengganggu konsentrasi belajar si kakak. Namun para guru tidak mampu berbuat untuk mencegah atau menyuruh pulang siswa tersebut tapi ikut tersenyum walaupun senyum kecut
.

Selasa, 21 Oktober 2008

ANEKDOT ........... SEKOLAH BELUM MANDI

Akibat kesibukan orang tua berangkat kesawah memenuhi kewajiban rutin sehari-hari. Habis subuh sudah pasti mereka berangkat sebagai buruh tani baik suami ataupun istri, sehingga anaknya yang masih di usia sekolah tidak memperoleh perhatian yang semestinya.
Namanya anak yang masih dalam usia main-main begitu bangun tidur sehabis solat shubuh langsung bermain-main adapula yang langsung menggembalakan kambingnya ke padang rumput.
Nah pada waktu jam sekolah tiba mereka segera pulang ambil pakaian sambil lari-lari bersama dengan teman-temannya lewat pematang sawah melalui jalan terobosan yang agak dekat.
Jauh berbeda dengan anak kota yang kalau berangkat sekolah pasti harum baunya (.....karena pakai parfum) sebab memperoleh perhatian penuh dari orang tua. Akhirnya sesampai disekolah waktu jam pertama pelajaran dimulai para guru sudah hafal dengan berbagai macam bau (kalau boleh diistilahkan warna ada merah, hijau, kuning, biru dll).
Guru bertanya:"Siapa yang belum mandi anak-anak'". Anehnya dengan jujur mereka yang belum sempat mandi menjawab serempak:"Saya buuuu!!!." ternyata anak laki-laki semua.
Lalu digiringlah ke sumber air sungai yang ada di belakang sekolah dengan sabun yang disiapkan sekolah. Dan mandilah mereka dengan asyiiknya.

Minggu, 19 Oktober 2008

NASIB GRUPBAND YANG MISKIN SARANA


Untuk meraih kesempatan meniti karir sampai puncak tentulah banyak hal-hal yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Saya mencoba bercerita sedikit tentang nasib sebuah grup band yang saya ketahui bahwa sebenarnya para personil grup tersebut memiliki greget atau semangat yang tinggi untuk menapak karirnya.
Para personilnya terdiri dari 6 orang pemuda yang saat ini masih sekolah dan dibentuk pada 2007 mereka mencoba berkiprah di blantika musik yang penuh persaingan dewasa ini. Dengan mengambil genre pop rock 6 pelajar tersebut yang terdiri dari Septa sebagai vokalis Obed pemegang gitar 1, Kiky pemegang gitar 2, Bobby sebagai basist, Kahar pemegang keybord dan Danil sebagai drumer cukup percaya diri memilih nama Psysho Band dengan home base dari Kecamatan Kalisat, suatu kota Kecamatan di Kabupaten Jember-Jawa Timur sekitar + 1000 km lebih dari Ibukota Jakarta sebagai pusat musik.
Saya katakan miskin sarana sebab untuk tampil mereka harus sewa peralatan musik yang belum mampu terbelinya (….. gimana mampu masih sekolah??) kemampuan orang tuanya juga terbatas. Jadilah untuk setiap penampilan baik di pentas ataupun sudah pernah beberapa kali di pub/cafĂ© harus memakai peralatan band milik orang lain.
Namun hebatnya mereka tetap percaya diri bahkan pernah mengikuti Audisi agar ciptaan lagu mereka bisa direkam oleh perusahaan rekaman dan mengikuti Audisi sebagai Band Indie JTV Sidoarjo.
Masih dengan keterbatasanya tersebut beberapa lagu telah berhasil diciptakan antara lain Biarkan aku pergi, Semangat Bangsa, Cinta Abadi, Selamat Jalan, Luka dan Ciuman Pertama. Ada cerita sedih ketika asyik-asyiknya mencipta lagu seorang teman cewek satu sekolahan yang akrab dengan mereka meninggal dunia akibat kecelakaan sehingga terciptalah lagu Selamat Jalan untuk mengenangnya. Demikianlah tulisan ini saya buat untuk mendorong mereka lebih maju lagi, bagaimanapun tidak ada seorangpun yang mampu meramal untuk melihat jauh ke masa depan tentang keberadaan grup band ini. Tapi mereka perlu didorong agar percaya bahwa sesuatu yang besar itu berasal dari kecil. Akhirnya tentulah waktu nanti yang akan menjawabnya, karena merekapun masih harus memilih apakah tetap di jalur musik atau pekerjaan lainnya yang lebih menjanjikan.

Kamis, 16 Oktober 2008

HERAN..........AIR LAUT ASIN?


Ketika musim liburan tiba, bertepatan dengan akhir ujian sekolah. Anak-anak klas enam sehabis ujian akhir sekolah ingin berlibur, bak gayung bersambut direspon oleh guru.

Ditawari berlibur di gunung atau laut, mengingat kondisi rumah mereka mirip di daerah pegunungan maka pilihan jatuh pada wisata laut. Akhirnya dipilihlah pantai pasir putih kab. Situbondo sebagai sasaran wisata disamping tidakbegitu jauh pantai tersebut memang sudah terkenal di wilayah seeks karesidenan Besuki.

Soal biaya terjadilah sharing antara pihak sekolah dan anak-anak, dimana sekolah menanggung transport, tiket pasir putih dan satu kali makan siang untuk lain-lain diharapkan membawa sendiri-sendiri.

Akhirnya tibalah waktu berangkat dengan mimik muka riang gembira dan diantar para orang tua mereka saling berebut naik bus (yang biasa tanpa AC mana mampu.....).

Sampailah di pantai pasir putih dengan selamat, kebetulan di waktu itu hari libur sehingga ramailah tempat wisata itu. Kebetulan anak kami yang sedang libur sekolahnya juga ikut ibunya (seorang Kepala SD di sekolah tersebut) pada waktu itu dia masih kelas lima tetapi sudah pernah beberapa kali mandi air laut bersama-sama saudaranya yang lain.

Sambil ada yang sewa ban untuk renang di laut tanpa kecuali semua anak-anak mandi dilaut dan mereka bergerombol sesuai dengan komunitas masing-masing sambil bergurau dengan asyiknya.

Pada kali terakhir ada beberapa anak yang nyeletuk mengajukan pertanyaan pada anak kami yang ikut mandi. Ungkapnya :"Dik-dik ....... air laut kok asin rasanya yaa?? (pakai bahasa madura. Sewaktu pulang para ibu/bapak guru juga membelikan beberapa ikat ikan asin yang banyak dijual disana untuk tetangga sekolah dan mereka sangat-sangat berterima kasih sekali walaupun harga ikan asin sangat murah.

Sampai dirumah malam harinya seisi rumahku termasuk anak-anakku lainnya tertawa terpingkal-pingkal sampai keluar air mata mendengar cerita air laut yang asin sambil merasa kasihan didalam hati dan membayangkan ternyata sampai umur lebih kurang 12 tahun murid-murid di desa tersebut belum pernah sekalipun mandi air laut.