MASIH BANYAK SISI-SISI PENDIDIKAN YANG PERLU DIUNGKAP

Selasa, 28 Oktober 2008

KE SEKOLAH....... SAMBIL MOMONG

Guru-guru sekolah di desa memang harus penuh toleransi dan persuasif. Tidak boleh disamakan dengan sekolah di kota. kadang-kadang masih ditemui siswa kelas 3 berangkat ke sekolah sambil membawa adiknya sekitar usia 3 tahun.
Sampai di sekolah para bapak/ibu guru heran kok ada anak kecil ada di sekolah. Setelah ditanyai oleh salah seorang guru:"Siapa ini anak-anak?". Salah seorang siswa menjawab:"Ini adikku bu!". "Kenapa kau ajak ke sekolah'", tanya bu Guru. "Ayah dan Ibu sudah berangkat ke sawah pagi-pagi sekali, karena sekarang sudah waktunya panen sehingga ikut membantu pemilik sawah dan rumah sudah kosong," jawabnya.
Melihat situasi yang demikian akhirnya atas ijin guru tersebut si adik disuruh bermain-main diluar kelas, si kakak tetap mengikuti pelajaran didalam kelas. Tetapi suatu saat si kakak keluar kelas untuk melihat si adik sedang apa, sehingga sedikit banyak mengganggu konsentrasi belajar si kakak. Namun para guru tidak mampu berbuat untuk mencegah atau menyuruh pulang siswa tersebut tapi ikut tersenyum walaupun senyum kecut
.

Selasa, 21 Oktober 2008

ANEKDOT ........... SEKOLAH BELUM MANDI

Akibat kesibukan orang tua berangkat kesawah memenuhi kewajiban rutin sehari-hari. Habis subuh sudah pasti mereka berangkat sebagai buruh tani baik suami ataupun istri, sehingga anaknya yang masih di usia sekolah tidak memperoleh perhatian yang semestinya.
Namanya anak yang masih dalam usia main-main begitu bangun tidur sehabis solat shubuh langsung bermain-main adapula yang langsung menggembalakan kambingnya ke padang rumput.
Nah pada waktu jam sekolah tiba mereka segera pulang ambil pakaian sambil lari-lari bersama dengan teman-temannya lewat pematang sawah melalui jalan terobosan yang agak dekat.
Jauh berbeda dengan anak kota yang kalau berangkat sekolah pasti harum baunya (.....karena pakai parfum) sebab memperoleh perhatian penuh dari orang tua. Akhirnya sesampai disekolah waktu jam pertama pelajaran dimulai para guru sudah hafal dengan berbagai macam bau (kalau boleh diistilahkan warna ada merah, hijau, kuning, biru dll).
Guru bertanya:"Siapa yang belum mandi anak-anak'". Anehnya dengan jujur mereka yang belum sempat mandi menjawab serempak:"Saya buuuu!!!." ternyata anak laki-laki semua.
Lalu digiringlah ke sumber air sungai yang ada di belakang sekolah dengan sabun yang disiapkan sekolah. Dan mandilah mereka dengan asyiiknya.

Minggu, 19 Oktober 2008

NASIB GRUPBAND YANG MISKIN SARANA


Untuk meraih kesempatan meniti karir sampai puncak tentulah banyak hal-hal yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Saya mencoba bercerita sedikit tentang nasib sebuah grup band yang saya ketahui bahwa sebenarnya para personil grup tersebut memiliki greget atau semangat yang tinggi untuk menapak karirnya.
Para personilnya terdiri dari 6 orang pemuda yang saat ini masih sekolah dan dibentuk pada 2007 mereka mencoba berkiprah di blantika musik yang penuh persaingan dewasa ini. Dengan mengambil genre pop rock 6 pelajar tersebut yang terdiri dari Septa sebagai vokalis Obed pemegang gitar 1, Kiky pemegang gitar 2, Bobby sebagai basist, Kahar pemegang keybord dan Danil sebagai drumer cukup percaya diri memilih nama Psysho Band dengan home base dari Kecamatan Kalisat, suatu kota Kecamatan di Kabupaten Jember-Jawa Timur sekitar + 1000 km lebih dari Ibukota Jakarta sebagai pusat musik.
Saya katakan miskin sarana sebab untuk tampil mereka harus sewa peralatan musik yang belum mampu terbelinya (….. gimana mampu masih sekolah??) kemampuan orang tuanya juga terbatas. Jadilah untuk setiap penampilan baik di pentas ataupun sudah pernah beberapa kali di pub/cafĂ© harus memakai peralatan band milik orang lain.
Namun hebatnya mereka tetap percaya diri bahkan pernah mengikuti Audisi agar ciptaan lagu mereka bisa direkam oleh perusahaan rekaman dan mengikuti Audisi sebagai Band Indie JTV Sidoarjo.
Masih dengan keterbatasanya tersebut beberapa lagu telah berhasil diciptakan antara lain Biarkan aku pergi, Semangat Bangsa, Cinta Abadi, Selamat Jalan, Luka dan Ciuman Pertama. Ada cerita sedih ketika asyik-asyiknya mencipta lagu seorang teman cewek satu sekolahan yang akrab dengan mereka meninggal dunia akibat kecelakaan sehingga terciptalah lagu Selamat Jalan untuk mengenangnya. Demikianlah tulisan ini saya buat untuk mendorong mereka lebih maju lagi, bagaimanapun tidak ada seorangpun yang mampu meramal untuk melihat jauh ke masa depan tentang keberadaan grup band ini. Tapi mereka perlu didorong agar percaya bahwa sesuatu yang besar itu berasal dari kecil. Akhirnya tentulah waktu nanti yang akan menjawabnya, karena merekapun masih harus memilih apakah tetap di jalur musik atau pekerjaan lainnya yang lebih menjanjikan.

Kamis, 16 Oktober 2008

HERAN..........AIR LAUT ASIN?


Ketika musim liburan tiba, bertepatan dengan akhir ujian sekolah. Anak-anak klas enam sehabis ujian akhir sekolah ingin berlibur, bak gayung bersambut direspon oleh guru.

Ditawari berlibur di gunung atau laut, mengingat kondisi rumah mereka mirip di daerah pegunungan maka pilihan jatuh pada wisata laut. Akhirnya dipilihlah pantai pasir putih kab. Situbondo sebagai sasaran wisata disamping tidakbegitu jauh pantai tersebut memang sudah terkenal di wilayah seeks karesidenan Besuki.

Soal biaya terjadilah sharing antara pihak sekolah dan anak-anak, dimana sekolah menanggung transport, tiket pasir putih dan satu kali makan siang untuk lain-lain diharapkan membawa sendiri-sendiri.

Akhirnya tibalah waktu berangkat dengan mimik muka riang gembira dan diantar para orang tua mereka saling berebut naik bus (yang biasa tanpa AC mana mampu.....).

Sampailah di pantai pasir putih dengan selamat, kebetulan di waktu itu hari libur sehingga ramailah tempat wisata itu. Kebetulan anak kami yang sedang libur sekolahnya juga ikut ibunya (seorang Kepala SD di sekolah tersebut) pada waktu itu dia masih kelas lima tetapi sudah pernah beberapa kali mandi air laut bersama-sama saudaranya yang lain.

Sambil ada yang sewa ban untuk renang di laut tanpa kecuali semua anak-anak mandi dilaut dan mereka bergerombol sesuai dengan komunitas masing-masing sambil bergurau dengan asyiknya.

Pada kali terakhir ada beberapa anak yang nyeletuk mengajukan pertanyaan pada anak kami yang ikut mandi. Ungkapnya :"Dik-dik ....... air laut kok asin rasanya yaa?? (pakai bahasa madura. Sewaktu pulang para ibu/bapak guru juga membelikan beberapa ikat ikan asin yang banyak dijual disana untuk tetangga sekolah dan mereka sangat-sangat berterima kasih sekali walaupun harga ikan asin sangat murah.

Sampai dirumah malam harinya seisi rumahku termasuk anak-anakku lainnya tertawa terpingkal-pingkal sampai keluar air mata mendengar cerita air laut yang asin sambil merasa kasihan didalam hati dan membayangkan ternyata sampai umur lebih kurang 12 tahun murid-murid di desa tersebut belum pernah sekalipun mandi air laut.

Rabu, 15 Oktober 2008

BERJALAN BERANGKAT KE SEKOLAH


Disamping sehat jalan kaki berangkat ke Sekolah, sambil dapat melihat-lihat di kanan-kiri sawah mungkin ada tanaman mati yang perlu disulam kembali.

Tapi yang jelas hanya itulah jalan yang paling dekat menuju sekolahan berupa jalan terobosan memang anak-anak ini rumahnya di desa yang kalau berangkat ke sekolah harus lewat persawahan.

Namun ketika musim panen tembakau tiba kadang mereka tidak jadi berangkat kesekolah karena harus (mungkin wajib ya) membantu orang tua untuk ikut menyunduk sujen tembakau sebelum dijual ke pedagang, atau ketika panen lombok anak-anak ikut membantu memanen lombok. Nah kalau sudah demikian yang terjadi maka kerepotan tentulah para guru sebab tentunya para murid akan ketinggalan pelajaran atau akan mengganggu proses belajar-mengajar.

Kesimpulannya adalah kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan adalah sebuah proses untuk memberdayakan manusia sangatlah kecil.

Selasa, 14 Oktober 2008

KALENG BEKAS JADILAH UNTUK CARNAVAL


Sebenarnya melihat semangat anak-anak sekolah cukup tinggi. Hal ini terlihat dari kegiatan carnaval yang dilaksanakan untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI mereka terlihat antusias sekali sebab acara ini sekaligus sebagai ajang unjuk kebolehan walaupun untuk mengikutinya tentunya butuh biaya yang menurut ukuran mereka tidaklah kecil sebagaimana pendapatan masyarakat desa yang terbatas, dimana untuk mencukupi biaya hidup sehari-hari saja kadang-kadang masih sulit.
Namun begitu kegiatan carnaval diadakan mendadak mereka antusias sekali baik anak maupun orangtuanya hal ini terlihat dari jumlah murid yang ikut carnaval sangat besar jumlahnya hampir-hampir 90% dari kelas 4, 5 dan 6 di suatu SD sehingga cukup menyibukkan para guru sekolah karena paling tidak harus membuat konsep yang jelas apa yang hendak ditampilkan baik bentuk maupun disain carnaval.
Termasuk sekolah juga harus membackup biayanya sebab megharapkan biaya sepenuhnya dari para orang tua tentu tidaklah cukup agar dapat tampil dengan tidak mengecewakan penonton di jalan. Disamping itu dapat sekaligus sebagai ajang promosi khususnya bagi sekolah sehingga pada tahun yang akan datang dapat menarik minat calon murid baru.
Ada kejadian yang cukup unik dari penampilan anak-amak murid SD Sebanen 02 Kec. Kalisat Kabupaten Jember, dimana sebenarnya mereka ingin tampil dengan grup marching band yang hebat tetapi sekali lagi karena keterbatasan sebagaimana yang disebutkan diatas maka mereka tetap tampil sebagimana layaknya marching band tapi peralatan yang digunakan cukup sederhana yaitu dari kaleng bekas, tapi karena semangatnya mereka dapat acungan jempol dari masyarakat desa walhasil menurut Kepala Sekolah berakibat naiknya jumlah anak yang mendaftar disekolah tersebut.

Rabu, 08 Oktober 2008

Kisah pendidikan SD negeri di bulan Ramadhan

Sungguh ironis sekali kegiatan pendidikan setingkat SD di desa manakala memasuki bulan Ramadhan tiba. Berdasarkan pengamatan saya dalam kurun beberapa tahun yang lalu sampai dengan sekarang apabila sudah memasuki bulan puasa maka murid yang masuk sekolah menurun drastis. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain :
- Adanya kegiatan malam hari yaitu tadarus Al Qur'an sampai jauh larut malam dimana usia anakanak yang membutuhkan jam tidur lama sehingga keesokan harinya mereka pasti terlambat bangun yang membuat malas berangkat ke sekolah.
- Orang tua murid yang bersangkutan tidak menegur bahkan membiarkan hal tersebut dengan demikian si anak tidak terdorong untuk berangkat ke sekolah.
- Padahal gurunya masih memiliki semangat yang tinggi walaupun yang dihadapi makin menurun apalagi makin mendekati Idul Fitri.
Sudah saya kemukakan didepan bahwa hal tersebut terjadi berulang-ulang beda dengan sekolah diwilayah perkotaan yang tidak mengalami perubahan jumlah murid (maksudnya mengalami penurunan) sehingga tidak mempengaruhi proses belajar mengajar. Saya sebagai seorang muslim ikut prihatin dengan hal ini. Bagaimana mengatasinya??